Selasa, 04 Desember 2012

Tentang pecinta alam

Sering kita mendengar dan menemui sekelompok manusia yang suka berpetualang di alam terbuka dengan membawa nama Pecinta Alam. Dan uniknya, nama tersebut, yakni pecinta alam hanya ditemui di Indonesia. Bukan dari segi bahasa, namun dari segi arti dan makna kalimat. Di Luar negeri Konsep Pecinta Alam dicetuskan oleh Soe Hok Gie pada tahun 1964. Gie sendiri meninggal pada tahun 1969 karena menghirup gas beracun Gunung Semeru. Gerakan "Pecinta Alam" awalnya adalah pergerakan perlawanan yang murni kultur kebebasan sipil atas invasi militer dengan doktrin militerisme - patriotik. Perlawanan ini dilakukan dengan mengambil cara berpetualang dengan alasannya yakni :

"Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia - manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi ( kemunafikan ) dan slogan - slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung." ( Soe Hok Gie - Catatan Seorang Demonstran ) 

Era pecinta alam sesudah meninggalnya Soe Hok Gie ditandai dengan adanya ekspedisi besar - besaran, dan era berikutnya ditandai dengan Era 1969 - 1974, merupakan era antara masa kematian Gie dan masa muncul munculnya Kode Etik Pecinta Alam .

Era ini menandai munculnya tatanan baru dalam dunia kepecinta - alaman, dengan diisahkannyaKode Etik Pecinta Alam ( KEPAI ) di Gladian IV Ujungpandang, 24 Januari 1974. Ketika itu di barat juga sudah mengenal suatu 'Etika Lingkungan Hidup Universal' yang disepakati pada 1972. Era ini menandakan adanya suatu babak monumental dalam aktivitas kepecintaalaman Indonesia dan perhatian pada lingkungan hidup di negara - negara industri. Lima tahun setelah kematian Gie, telah memunculkan suatu kesadaran untuk menjadikanPecinta Alam sebagai aktivitas yang teo - filosofis, beretika, cerdas, manusiawi / humanis, pro - ekologis, patriotisme dan anti - rasial

Dalam Etika 'Etika Lingkungan Hidup Universal' Ada 3 etika yang merupakan prinsip dasar dalam kegiatan petualangan yaitu :

Take nothing but picture, Leave nothing but footprint, Kill noting but time. 

Dalam Kode Etik Pecinta Alam Indonesia, disebutkan :

- Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

- Pecinta alam Indonesia sadar bahwa pecinta alam sebagai makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

PRINSIP DASAR PETUALANGAN DAN PECINTA ALAM

1. Dalam pelaksanaan kegiatan petualangan terdapat etika dan prinsip dasar yang sudah disepakati bersama. Etika dan prinsip dasar tersebut muncul sebagai rasa tanggung jawab kepada alam. Selain didukung dengan perlengkapan dan peralatan yang memadai, juga dalam petualangan mutlak diperlukan kemampuan yang mencukupi. Kemampuan itu adalah kemampuan teknis yang yang berhubungan dengan ritme dan keseimbangan gerakan sertaefisiensi penggunaan perlengkapan. Sebagai contoh, pendaki harus memahami ritme berjalan saat melakukan pendakian, menjaga keseimbangan pada medan yang curam dan terjal sambil membawa beban yang berat serta memahami kelebihan dan kekurangan dari perlengkapan dan peralatan yang dibawa serta paham cara penggunaannya. 

2. Kemampuan kebugaran yang mencakup kebugaran spesifik yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu, kebugaran jantung dan sirkulasinya, serta kemampuan pengkondisian tubuh terhadap tekanan lingkungan alam. Berikutnya, kemampuan kemanusiawian. Ini menyangkut pengembangan sikap positif ke segala aspek untuk meningkatkan kemampuan. Hal ini mencakupdeterminasi / kemauan, percaya diri, kesabaran, konsentrasi, analisis diri, kemandirian, serta kemampuan untuk memimpin dan dipimpin.

3. Seorang pendaki seharusnya dapat memahami keadaan dirinya secara fisik dan mental sehingga ia dapat melakukan kontrol diri selama melakukan pendakian, apalagi jika dilakukan dalam suatu kelompok, ia harus dapat menempatkan diri sebagai anggota kelompok dan bekerja sama dalam satu tim. 

4. Tak kalah penting adalah kemampuan pemahaman lingkungan. Pengembangan kewaspadaan terhadap bahaya dari lingkungan spesifik. Wawasan terhadap iklim dan medan kegiatan harus dimiliki seorang pendaki. Ia harus memahami pengaruh kondisi lingkungan terhadap dirinya dan pengaruh dirinya terhadap kondisi lingkungan yang ia datangi. 

Keempat aspek kemampuan tersebut harus dimiliki seorang pendaki sebelum ia melakukan pendakian. Sebab yang akan dihadapi adalah tidak hanya sebuah pengalaman yang menantang dengan keindahan alam yang dilihatnya dari dekat, tetapi juga sebuah resiko yang amat tinggi, sebuah bahaya yang dapat mengancam keselamatannya.
 mungkin lebih dikenal dengan nama Aktifis Lingkungan.

tumbuhan yang bisa dimakan saat di hutan

1. Daun semanggi

Mungkin Anda pernah melihat ada rumput kecil di bawah tanah, dan memiliki daun mirip yang berbentuk seperti hati. Inilah daun semanggi atau biasa disebut clover.

Tak sulit untuk menemukan rumput clover. Rumput ini termasuk kosmopolit atau mudah ditemukan di dataran, termasuk hutan Indonesia. Nah, saat tersesat, tanaman inilah yang paling mudah Anda cari untuk bahan makanan. Ambil saja daunnya dan bersihkan kemudian konsumsi.

2. Nanas

Buah nanas tidak hanya bisa ditemukan di pekarangan rumah atau ladang saja. Tumbuhan yang masuk dalam suku Bromeliaceae atau nanas-nanasan ini bisa ditemukan di beberapa hutan yang ada di Indonesia.

Jika melihat ada buah nanas yang sudah cukup matang, Anda bisa memakan bagian buahnya. Keluarkan pisau lipat Anda, dan potong kecil-kecil daging buah. Jika membawa garam, nanas sebaiknya direndam dulu di air garam untuk meminimalisir getah.

3. Begonia

Anda tahu tanaman begonia? Biasanya tanaman ini dipajang di depan rumah sebagai hiasan. Nah, ternyata begonia juga banyak ditemukan di dalam hutan. Ciri-cirinya adalah tumbuhan ini berbulu di bagian tangkai hingga daun.

Meski tanaman berbulu biasanya tidak layak dikonsumsi, begonia bisa Anda manfaatkan sebagai bahan makanan jika sedang tersesat di hutan. Potonglah daun dan tangkainya kecil-kecil sebelum dimakan. Jika Anda membawa alat masak, sebaiknya direbus dulu sebelum dikonsumsi.

4. Pisang

Nah, siapa yang tidak kenal dengan pisang? Buah yang berasal dari famili Musaceae ini biasanya bisa Anda temukan di dalam hutan yang banyak dihuni monyet atau kera. Cukup ambil buahnya yang sudah matang, Anda pun mengonsumsinya.

Bagaimana kalau pohon pisang yang Anda temukan, belum berbuah? Jangan khawatir, belahlah batang pisang tersebut. Ambil batang muda di bagian paling tengah batang pisang. Batang muda itu bisa dimakan, walaupun rasanya tawar

5. Pohpohan

Pohpohan adalah salah satu tumbuhan yang sudah biasa dijadikan lalapan di rumah-rumah. Tumbuhan berdaun lebar ini ternyata banyak ditemukan di hutan Indonesia. Biasanya, bagian pohpohan yang sering dikonsumsi adalah bagian daun mudanya.

6. Paku sayur

Salah satu tumbuhan yang banyak ditemukan di dalam hutan, terutama hutan Indonesia adalah jenis paku-pakuan. Tanaman paku memiliki ciri daun bergerigi, dan biasanya ada banyak kantung spora seperti bintik-bintik hitam di bagian bawah daun.

Nah, jika Anda bertemu tanaman seperti ciri-ciri di atas, berarti Anda dihadapkan dengan tanaman paku. Tanaman ini juga biasa dijadikan lalapan, sehingga disebut paku sayur. Sama seperti pohpohan, bagian tumbuhan paku yang bisa dinikmati adalah daun mudanya.

7. Rotan

Nah, selain paku tumbuhan lain yang banyak ditemukan di hutan Indonesia adalah rotan. Biasanya rotan hutan menjadi musuh utama para pendaki karena duri yang menyelimuti seluruh batangnya.

Namun ternyata tumbuhan ini bisa menjadi sahabat ketika Anda tersesat. Buah dari rotan yang masih muda aman untuk dimakan langsung. Sedangkan batangnya menyimpan air yang bisa untuk diminum.

8. Buah lo

Mungkin Anda belum pernah mendengar namanya. Ini adalah buah yang dihasilkan dari pohon elow. Beberapa daerah menyebutnya dengan nama buah lo atau elow. Sama seperti tanaman lain, buah lo banyak ditemukan di dalam hutan.

Buah ini berbentuk bulat dengan kulit hijau sedikit mengkilap. Jika dibelah, Anda bisa melihat bagian dalam buah yang diisi banyak biji-biji kecil, seperti bagian dalam buah nangka. Buah lo bisa dimakan mentah atau direbus. Saat mentah buah ini terasa agak asam, namun setelah direbus buah ini terasa manis.

9. Bambu

Saat tersesat dan kehabisan bahan makanan, tengoklah ke sekitar Anda, kali saja ada pohon bambu. Jika ada ambil bagian pangkal bambu muda yang biasa disebut rebung. Potong-potong hingga kecil dan konsumsi bagian yang tidak terasa pahit.

10. Selaginella

Satu lagi tumbuhan yang banyak ditemukan di hutan, yaitu selaginella. Ini adalah tanaman berdaun kecil seperti jenis paku-pakuan lainnya. Ya, selaginella memang masuk dalam kelompok paku.

Umumnya, daun selaginella berwarna hijau, tapi jangan kuatir jika melihat daun ini berwarna biru atau kemerahan. Selaginella memang bisa berfungsi sebagai penentu kada asam basa tanah. Cara mengonsumsinya harus sedikit berhati-hati, cuci daunnya dan potong kecil-kecil.

1 komentar: